Jumat, 21 Desember 2012

Hukum Hukum Islam Dalam Filsafat

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan ummatnya yang setya mengikuti ajarannya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok mata kuliah Filsafat umum,dalam penulisan ini masih jauh dari yang diharapakan,maka kritik dan saran dari pihak lain sangat kami harapakan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan dating.
Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak terutama Bapak Drs.Mat Jalil M.Hum, atas bantuan informasi dan data yang telah diberikan kepada kami,semoga amal dan ibadah kita diterima disisi Allah SWT.
Aminn..
BAB I
Pendahuluan
  A.   Latar Belakang
Sebelum melangkah lebih jauh membahas tentang pemikiran filsafat helenisme, tentunya akan lebih baik jika kita memahami terlebih dahulu apa itu filsafat dan apa itu helenisme, agar pembahasan ini dapat difahami secara sistematis dan secara kronologis.
Berbicara tentang filsafat, sebenarnya kita sedang berbicara mencari hakikat sesuatu. Dan sesuatu inilah yang pada akhirnya menjadi obyek pembahasan filsafat, yaitu hakikat tuhan, hakikat manusia dan hakikat alam. Diawali dari rasa ingin tahu akan hakikat sesuatu, dan rasa ketidak pastian atau ragu-ragu, seseorang secara terus menerus berfikir untuk mencari jawabannya. Maka upaya seseorang untuk mencari hakikat inilah sebenarnya ia sedang berfilsafat. Dan upaya–upaya untuk menyingkap hakekat segala sesuatu yang wujud, telah lama dilakukan oleh bangsa yunani.
Filsafat memiliki beberapa arti yang telah berkembang cukup banyak dari para filosof. Dan ternyata kata filsafat ini telah muncul dan dikenal sejak zaman yunani kuno. Ini menunjukan bahwa filsafat memang sudah ada dan berkembang pada bangsa tersebut. Menurut catatan para sejarawan, orang yang pertama kali menggunakan istilah filsafat adalah pythagoras dari yunani (582 – 496 sm). Pada waktu itu arti filsafat belum begitu jelas. Kemudian arti filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini.
Salah satu pendapat mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa yunani yang tersusun dari dua kata yaitu philein yang berarti cinta dan shopos yang berarti hikmat, kebijaksanaan (wisdom). Akan tetapi orang arab memindahkan kata yunani philosophia ke dalam bahasa mereka dengan menyesuaikannya dengan tabiat susunan kata-kata arab, yaitu falsafa dengan fa`lala, fa`lalatan dan fi`lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa adalah falsafah dan filsaf,  yang memiliki arti hikmah. Hikmah menurut ibnu arabi adalah proses pencarian hakikat sesuatu dan perbuatan.akan tetapi ar-raghib memberikan definisi yang lebih simple, yaitu ashabtul haqi bil`ilmi wal aql (memperoleh kebenaran dengan ilmu dan akal).
Filosop yunani, seperti plato misalnya memberikan definisi filsafat sebagai suatu pengetahuan tentang segala sesuatu. Sedangkan aritoteles beranggapan, bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
Yunani adalah sebuah negara di eropa yang telah memiliki pemikiran peradaban yang maju sejak berabad-abad tahun yang lalu (yunani kuno). Istilah helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti “berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani” (to speak or make greek). Helenisme klasik: yaitu kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 sm. Helenisme secara umum: istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya yunani dan budaya asia kecil, syiria, mesopotamia, dan mesir yang lebih tua. Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 sm (masa alexander agung atau meninggalnya aristoteles) hingga 20 sm (berkembangnya agama kristen atau jaman philo)
Jadi pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau sebuah pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa yunani kuno. Nah bagaimanakah pemikiran filsafat helenisme tersebut, secara singkat akan dibahas di makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian helenisme.
sebelum lahirnya flisafat islam, baik dari  di dunia timur maupun di dunia barat telah terdapat bermmacam-macam alam pikiran , diantaranya yang terkenal pikiran mesir kuno pikiran sumeria babilonia. Dan  asyuria pikiran india, cina dan pikiran yunani. Jadi, pikiran-pikiran iran dan india sedikit banyak telah memberikan sumbanganya pada pembentukan filsafat islam, tetapi yang tampak jelas sekali hubunganya, bahkan menjadi sumber (bukan sumber utama) bagi filsafat islam ialah filsafat  yunani.
Filsafat yunani yang sampai kepada sampai kedunia islam seperti yang di tinggalkan oleh orang-orang yunani sendiri, baik melalui orang-orang Masehi Nestoriah dan Jakobites maupun  melalui golongan-golongan lainnya.akan tetapi filsafat sampai kepada mereka melalui pemikiran helenisme Romawi yang mempunyai ciri khas dan corak tertentu yang memepengaruhi filsafat itu sendiri. Oleh karna itu, tidak semua pikiran-pikiran filsafat yang sampai  kepada dunia islam barasal dari yunani, baik dalam teks-teks aslinya maupun ulasan -ulasanya . melainkan hasil dari dua fase yang berturut-turut , yaitu ”fase Helenisme” dan “fase Helenisme Romawi.” Oleh karna itu, dalam pikiran filsafat terdapat dua corak yang berbeda atau dua corak yang bercampur, sesuai dengan perbedaan alam pikiran pada masa yang membicarakanya.
Fase Helenisme ialah fase ketika pemikiran filsafat hanya, yaitu sejak abad ke 6 atau kelima sebelum masehi sampai akhir abad keempat sebelum masehi. Adapun fase Helenisme romawi ialah fase yang dating sesudah fase Helenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat yang ada pada masa Romawi, yang ikut serta membicarakan peninggalan pikiran yunani, antara lain pikiran romawi di barat dan di timur  yang ada di mesir dan di siriah, fase ini di mulai dari abad ke 4 sebelu masehi ssampai pertengahan abad ke 6 masehi di bizantium dan roma, atau pertengahan abad ke 7 masehi di iskandariah, ayau abad ke 8 masehi di siria dan irak[1]
Sebelum filsafat yunani muncul, kebudayaan yunani telah mencitrakan has berfikir yang filosofi, sebagaimana mitos-mitos yang berkembang di yunani adalah bagian yang menentukan kelahiran. Filsafat yunani  bukan semata-mata hasil ciptaan filosof, tetapi merupakan kelanjutan kultur yunani sebelum masa filsafat. Bahkan mulanya filsafat di yunani lahir untuk melepaskan diri dari kekuasaan aliran agama bersahaja yang menyebarkan ajaran agamanya dengan doktrin dan kekuasaan .
Ciri pemikiran filsafat yunani ialah adanya cara berfikir yang tidak relevan dengan realitas yang ada atau keberadaan yang benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis bukan eksistensi yang sesunggunya, karna setiap realitas menyembunyikan hakikatnya yang paling hakiki.
Pembagian aristoteles terhadab wujud menjadi form dan matter merupakan bentuk lain dari cara penggabungan terhadab pendapat-pendapat herakleitos dan Parmenides. Seperti hanya plato,aristoteles mengatakan bahwa hanya zat yang ada dengan sendirinya dan tidak berubah-ubah (necessary dan unchanyable) yang bisa menjadi pengetahuan. “alam indrawi, (sensible think)  datang kemudian dan bisa berubah-ubah sehingga bisa ada dan bisa tidak ada hanya zat yang buka indrawiyang menjadi objek pikiran yang tidak berubah dan tiap-tiap kejadian memerlukan adanya zat yang tidak di jadikan .[2]
Meskipun plato dan aristoteles telah memadukan pikiran-pikiran filsafat yang sebelumnya, keduanya tidak dapat melarutkan sama sekali  karna pikiran-pikiran sama sekali, karna pikiran-pikiran fisafat tersebut adalah pemikiran bermacam-macam aliran yng boleh jadi berbeda-bada pandanganya terhadab hidup dan ala mini aliran-aliran ini adalah:
1.      natural filosofi dengan democritus sebagai tokohnya dan filosof-filosof lonia, yang menghargai alam dan wujud benda setinggi-tingginya. Oleh karna itu, menurut aliran ini alam itu abadi.
2.      “aliran ketuhanan” yang mengakui  zat-zat yang metafisik,diwakili  oleh “aliran Elea”  dan Socrates,yang mengatakan bahwa sumber alam indrawi adalah sesuatu yang berada diluarnya
3.      “Aliran Mistik” aliran ini menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkannya,serta menuju kepada alam yang penuh kesempurnaan,kebahagian dan kebebasan mutlak, sesudah terikat oleh benda alam ini.
4.      “Aliran Kemanusiaan” yang menghargai manusia setinggi-tingginya,dan mengakui kesanggupannya untuk mencapai pengetahuan.
Aliran-aliran filsafat tersebut telah memengaruhi hasil pemikiran filosof-filosof yang mendatang,bagaimana pun kuat dan besarnya filosof-filosof tersebut.Plato meskipun mengakui adanya tuhan, tidak jelas pendapatnya tentang alam. Ia lebih condong pada tasawuf ,namun ia terkenal sebagai pencipta “teori universalitas” dan “logika” seperti yang terlihat dalam bukunya yang berjudul Euthydemus dan Gorgias, sedang “tasawuf berdasarkan mata hati” dan “logika berdasarkan pikiran”.
Aristoteles adalah seorang monoisme, yang mengakui keesaan sumber alam semesta,akan tetapi ia akan membenarkan azali-nyaalam keabadian jiwa, yang kemudian menyebabkan adanya pluralitas pada alam yang qodim. Ia mengarang buku Organon yang mengatur cara berfikir. Meskipun Aristoteles  telah lebih mampu dalam mempertemukan aliran-aliran filsafat  yang hidup sebelum dia,hasil pemikirannya masih menunjukkan adanya ketidakselaraannya.
Ketidakselarasannya menyebabkan adanya perbedaan yang agak antara plato dengan aristoteles sendiri, meskipun ada usaha-usaha dari Al-farabi dalam bukunya Al-jam’u baina sa’jai Al-Hakimain untuk menghapuskan perbedaan-perbedaan itu atau dengan  mengatakan bahwa sebagian pendapatnya dikeluarkan pada masa-masa tertentu dan pendapat-pendapat lain dikeluarkan pada masa sesudahnya atau sebelumnya. Akan tetapi, bagi mereka yang mengetahui ciri-ciri khas pemikiran yunani,sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada fase Hellenisme Romawi, meskipun keseluruhan masa Helenisme Romawi mempunyai corak yang sama, apabila mengingat perkembangannya, maka dapat dibagi menjadi tiga masa,dan tiap-tiap masa mempunyai corak tersendiri.[3]
Masa pertama, dimulai dari empat abad sebelum Masehi sampai pertengahan abad pertama sebelum Masehi. Aliran-aliran yang terdapat didalamnya:
a.       Aliran Stoa
b.      Aliran Epicure
c.       Aliran Skeptis
d.      Aliran Elektika-Pertama (aliran seleksi)
Masa kedua,dimulai dari pertengahan abad pertama sebelum masehi sampai pertengahan abad ketiga masehi. Corak pemikiran pada masa ini ialah seleksi  dan penggabungan,yaitu memilih beberapa pikiran filsafat kuno dan menggabungkan pikiran-pikiran itu satu sama lain, atau menggabungkan fikiran-fikiran itu disatu pihak dengan ketentuan agama dan tasawuf timur dilain pihak. Masa ini dikenal dengan adanya ulasan ilmiah terhadap kerja para filosof yunani. Aliran yang terdapat pada masa ini adalah
a.       Aliran paripatetik terakhir
b.      Aliran stoa baru
c.       Aliran epicure baru
d.      Aliran pytagoras
e.       Aliran filsafat yahudi dan plato
Filsafat helenisme yahudi ialah suatu pemikiran filsafat, yaitu filsafat yahudi dipertemukan dengan kepercayaan yahudi,dengan jalanpenggabungan atau mendekatkan salah satunya kepada yang lain atau membuat susunan baru yang mengandung kedua unsur tersebut.[4]
Masa ketiga, dimulai dari abad ketiga masehi sampai pertengahan abad keenam masehi diBizantium dan Roma,atau sampai pertengahan abad ketujuh atau kedelapan diiskandariah dan timur dekat.pada masa ketiga ini, kita mengenal aliran-aliran:
a.       Neoplatonisme
b.      Iskandariyah
c.        Filsafat diasia kecil,yang terdapat di Antiochia,harran,ar-ruha, dan nissibis.
Aliran-aliran ini merupakan kegiatan terakhir menjelang timbulnya “aliran bagdad” yaitu aliran filsafat islam.
Aliran iskandariyah mempunyai corak tersendiri yang lain dari aliran neoplatonisme,meskipun kedua aliran tersebut memberikan ulasan-ulasan atau neoplatonisme.tokoh-tokoh aliran iskandariyah ialah hermias,stephaanus, dan joannes philoponos.  Diantara aliran-aliran filsafat dari masa ketiga,neoplatonisme lah yang terpenting dan yang pling banyak pengaruhnya terdapat filsafat   islam.
Aliran neoplatonisme merupakan rangkaian terakhir atau rangkaian sebelum terakhir dari fase Hellenisme Romawi. Neoplatonisme ini juga masih berkisar pada filsafat yunani,tasawuf timur yang meramu dari masa fisafat yunani serta menggabungkannya. Didalamnya terdapat ciri-ciiri filsafat yunani yang kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama langit. Jadi Neoplatonisme mengandung unsur-unsur filosofikanya manusia,religiusitas dan keberhalaan. Neoplatonisme meliputi unsur-unsur yang semuanya datang kepada kaum muslimin melalui aliran masehi ditimur dekat,tetapi dengan sampul lain, yaitu tasawuf timur dan pengakuan akan keesaan tuhan, zat “yang pertama”, dengan ketunggalan yang sebenar-benarnya.oleh karena itu,mereka tertarik dengan filsafat tersebut dan mengatakan bahwa filosof-filosof yunani tidak mempunyai pikiran-pikiran yang bertentangan dengan islam selama mereka mengakui keesaan tuhan  dean menganggap zuhud sebagai jalan kebahagian bagi manusia, meskipun kelihatannya kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Menurut Uberweg,pertengahan abad keempat sampai pertengahan abad ketujuh masehi adalah masa alliran iskandariyah yang menggantikan aliran neopllatonisme.[5]
            Perbedaan kedua aliran tersebut adalah
1.      Neoplatonisme bekisar pada segi metafisika pada filsafat yunani,yang boleh jadi dalam beberapa hal berlawanan dengan agama masehi,sedangkan aliran iskandariyah lebih condong kepaada matematika serta ilmu alam dan meninggalkan lapangan matafisika,dan keadaan ini bisa menyebabkan tidak adanya perlawanan dengan agama masehi.
2.      Neoplatonisme lebih banyak mendasarkan pikirannya kepada seleksi dan pemaduan,sedangkan aliran iskandariyah lebih banyak mengadakan ulasan-ulasan terhadap pikiran-pikiran filsafat. 
Ulasan-ulasan yang sampai kepada kaum muslimin datang dari aliran iskandariyah dan aliran-aliran Hellenisme Romawi. Ada tiga ulasan, yaitu:
1.      Ulasan dari golongan paripatetik dari masa sebelum Neoplatonisme,terutama dari iskandar Aphrodisas.
2.      Ulasan dari alisan Neoplatonisme,terutama dari Porphyrius; mungkin ulasan ini bisa menjelaskan adanya usahaa dari Al-farabi dan Ibnu sina untuk mempertemukan agama dengan filsafat-filsafat.
3.      Ulasan dari orang-orang Iskandariyah seperti Hermias,Stephanus dan Joannes Philoponos.
B.     Epicuros dan ajaran-ajarannya pada masa etikhttp://ghofur-ulya.blogspot.com/2012/07/katapengantar-assalamualaikumwarahmatul.html
             Masa etik di isi oleh tiga macam aliran filsafat yaitu aliran epicuros,stoa, dan skeptic. Yang pertama terambi dari nama pembangunan sekolah tersebut yaitu epicuros. Nama kedua terambil dari kata stoa yang artinya adalah ruangan. Diruang itu zeno dari kition sebagai gurunya. Sekolah yang ke tiga memperoleh namanya karna sikapnya yang krits terhadab filsafat yang klasik ia membangun  ajaran yang baru yang terdiri dari dari ajaran lama yang disatukan. Oleh karna itu ajaran di sebut elektika. Sekolah ini mengajarkan sikap ragu-ragu terhaddab kemungkinan untuk memperoroleh ke benaran umum.[6]
                   Menurut pendapat epicuros filsafat harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup. Ia filsafat dalam tiga bagian yaitu logika, fisika,dan etika yang memberikan kepada murid –muridnya didasaran kepada jalan, dan fisika merupakan landasan etika.[7]
1.      Ajaran logika
Yang dimahsud dengan logika oleh epicuros “kanonika” sebagai norma yang membangun pengetahuan. Norma dan criteria adalah segala sesuatu yang terpandang, karna segala macam pandangan adalah benar-benar pula dalam jiwa yang memandang. Bahkan pandangan orang orang gila pun merupakan sebuah kebenaran, sesuai dengan pandangan demokritos yang mengatakan pandangan tidak lain dari cetakan atau gambaran barang yang sudah ada di dari alam, barang-barang yang mempunyai realita.atom-atom yang bergerak dari barang-barang itu menyentuh atom mata kita. Oleh karna itu, barang tampak oleh kita, jadi pandangan kita tak lain dari gambaran atau reproduksi dari barang-barang yang sudah ada. Pengertian itu adalah karna adanya ingatandari hasil pandangan dari masa lalu. Ingatan adalah baying dari wujud  yang telah di pandang sebelumya. Semua yang terpandang adalah kenyataan lahiriah,benar atau salah dari realitas adalah hasil pandangan itu sendiri. Sehingga atas hasil pandangan merupakan norma dan criteria kebenanara.
      Adapun kaitanya dengan etika social, epicorus berpendirian  bahwa masyarakat sumber normadan susila, sedangkan noma  dan susila harus di bangu dalam pendidikan. Oleh karna iu, masyarakat yang di bangun kesusilanya harus terpisah dengan masyarakat ekternal, karna pengaruh eksternal akan memperburuk ebtika social.
2.      Fisika
Dari ajaran fisika epicorus hendak membebaskan manusia dari kepercayaan dewa-dewa.dengan ajaran itu bahwa dunia ini bukan di jadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,denagn ajaran itu dinyatakan bahwa dunia ini bukan dijadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika.Jiwa manusia tidak terus hidup
sesudah mati,
dan tidak pula menderita siksa dalam tanah dan langit.Dunia tidak satu saja,melainkan tidak terbilang banyaknya.Dunia-dunia itu timbul seperti jiwa-jiwa manusia timbul,demikian pula lenyapnya.
      Manusia dalam hidupnya tidak bahagia karena tertganggu oleh tiga hal: takut akan amarah dewa,takut akan mati,dan takut akan nasib.
      Pertama,kita tak perlu takut akan amarah dewa,karena segala sesuatu didunia ini karena gerak atom bukan karena dewa.Jika dewa itu ada,ia akan hidup didunianya sendiri dan berusaha untuk tenang dan bahagia sendiri.Sekiranya dewa harus marah karena tingkah laku manusia,alangkah celakanya hidup dewa itu karena harus selalu marah-marah saja.
      Kedua,terhadap mati pun,manusia tak usah takut.Jiwa kita pun akan turut mati,sebab tanpa badan,tak ada pula jiwa.Habis hidup tak ada lagi lanjutannya bagi manusia.Maut malah akan melepas manusia dari sakit dan sengsara.
      Ketiga,kepada nasib pun,kita tak usah takut.Segala kejadian didunia ini ditentukan oleh gerak atom.Bagaimanapun,kita tak bisa mengubahnya.Dengan demikian,tak ada alasan untuk takut.
3.      Etika
      Ajaran etikanya ialah mencari kesenangan hidup.Kesenangan hidup menurut epicuros ialah barang yang paling tinggi nilainya.Mencari kesenangan hidup itu tidak berarti memiliki kekayaan dunia sebanyak-banyaknya dengan tidk menghiraukan orang lain.Tindakan seperti itu tidak membawa kesenangan hidup.Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniyah dan rohanyah.Badan merasa enak dan jiwa pun merasa tentram.Yang paling penting dan paling mulia adalah kesenangan jiwa,karena kesenangan jiwa meliputi masa sekarang,masa lampau dan masa yang akan datang.[8]           
C.    Aliran Stoa
             Aliran Stoa di Athena oleh Zeno dari kition (133-266 SM).Ia dilahirkan di Kition pada tahun 340 SM dan meninggal di Athena pada tahun 264 SM.Ia mencapai umr 76 tahun.
   Mula-mula ia seorang saudagar yang sering berlayar.Pada suatu hari,kapalnya pecah ditengah laut.Jiwanya tertolong,tetapi hartanya habis sama sekali.Oleh karena itu,ia berhenti berniaga dan pergi belajar berfilsafa. 
             Zeno berturut-turut mendapat pelajaran filsafat diKynia dan Megaria dan akhirnya ia belajar pada akademia dibawah pimipinan Xenokrates,murid plato yang terkenal.Setelah keluar dari akademia,ia mendirikan sekolah sendiri,yang bertempat pada suatu ruang,yang penuh ukiran.Ruang dalam bahasa greek ialahstoa dan kata stoa itu dipakai sebagai nama sekolahnya.Sikap hidup zeno banyak menyerupai hidup socrates,yang masih tergambar dalam ingatan penduduk Athena.Oleh karena itu ia sangat dihormati.
         Seperti kaum Epicuros,kaum stoa membagi filsafat dalam tiga bagian,yaitu logika,fisika dan etik.Logika dan fisika umumnya digunkan sebagai dasar etik,Maksud eti ialah sebagai petunjuk tentang sikap sopan santun dalam penghidupan,menurut pendapat mereka tujuan utama dari filsafat ialah menyempurnakan moral manusia.
§  Logika
§  Fisika
§  Etika
D.    Aliran Skeptis
        Skeptis artinya ragu-ragu,sakwasangka atau sangsi.Aliran ini berpendapat bahwa dibidang teoritis,manusia tidak akan sanggup mencari kebenaran.Pengetahuan kita tidak boleh dipercaya.Agar berbahagia,manusia tidak harus mengambil keputusan yang pasti,tetapi selalu ragu-ragu.Mereka tidak mau terus atau langsung menerima ajaran-ajaran yang datang dari ahli-ahli filosof masa lampau.[9]
                Kaum Skeptis adalah para filosof yang meyakini bahwa keragu-raguan terhadap segala sesuatu merupakan fondasi keyakinan.Oleh karena itu ketika ia melakukan sesuatu dengan ragu-ragu,hal itu mereka meyakini sesuatu.tanpa berawal dari rasa ragu,keyakinan itu tidak akan hadir dalam kehidupan.Pandangan tentang kepastian,bagi ketika kaum skeptis ialah ketika ia ragu,sebab setiap gerak hidupnya itu dipastikan oleh keraguannya atas sesuatu.
            Sekolah yang dijadikan lambang pengetahuan kaum skeptis adalah sekolah aliran Pyrhon dari Elis. Pyrhon lahir tahun 360 SM dan meninggal pada tahun 270 SM.Adapun sekolah yang kedua disebut Skeptis Akademia karena aliran ini lahir dari akademia yang didirikan oleh plato.
§  Sekolah Skeptis Pyrhon
§  Sekolah skeptis Akademia

E.     Masa Religi
               Lebih dari tiga ratus tahun filosofi Helen-Roman mencoba mengganti agama rakyat dengan ajaran yang dipandangnya lebih rasional untuk keperluan hidupnya.Agama itu dianggap dengan suatu belenggu,menanam rasa takut dalam hati manusia,Oleh karena itu agama dipandang suatu penghalang untuk memperoleh kesenangan hidup.Filsafat menurut Epicuros harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup.
               Didorong oleh perasaan dan keadaan bangsa Yunani dan bangsa lainnya yang senantiasa merasa tertekan di bawah kekuasaan kerajaan Roma, maka ajaran Etik tidak dapat memberikan jalan keluar. Kemudian perasaan agamalah yang akhirnya muncul sesudah beberapa abad terpendam dapat mengobati jiwa yang terluka. Mulai dari sinilah pandangan filsafat berbelok arah, dari otak turun ke hati.[10]
            Keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan hidup kembali. Perasaan menyerah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kesenangan rohani. Perasaan bimbang hilang, cinta terikat kepada Tuhan Yang Maha Tinggi.soal rasio tidal ada lagi, soal irasionalisme-lah yang muncul kemudian. Dengan sendirinya, fakultas filsafat berkembang ke jurusan mistik. Perasaan mistik tidak dapat dipupuk dengan pikiran yang rasional, melainkan dengan jiwa yang murni. Pada periode ini, ada tiga aliran yang berperan, yaitu aliran Neo-Pythagoras, aliran Philon, aliran Plotinus atau Neo-Platonisme. Tetapi di sini kami hanya menjelaskan dua aliran saja, yaitu Neo Pythagoras dan Philon, karena aliran Neo Platonisme akan dijelaskan oleh pemakalah selanjutnya.
1.       Aliran Neo Pythagoras
Dinamakan Neo Pyithagoras karena ia berpangkal pada ajaran Pyithagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Yang mengajarkannya ialah mula-mula ialah Moderatus dan Gades, yang hidup dalam abad pertama tahun masehi. Ajaran itu kemudian diteruskan oleh Nicomachos dari Gerasa.
Untuk mendidik perasaan cinta dan mengabdi kepada Tuhan, orang harus menghidupkan dalam perasaannya jarak yang jauh antara Tuhan dan manusia. Makin besar jarak itu makin besar cinta kepada Tuhan. Dalam mistik ini, tajam sekali dikemukakan perbedaan antara Tuhan dan manusia, Tuhan dan barang. Bedanya Tuhan dan manusia digambarkan dalam mistik neo Pythagoras sebagai perbedaan antara yang sebersih-bersihnya dengan yang bernoda. Yang sebersih-bersihnya adalah Tuhan, yang bernoda ialah manusia[11].
Menurut mereka, Tuhan sendiri tidak membuat bumi ini. sebab apabila Tuhan membuat bumi ini , berarti ia mempergunakan barang yang bernoda sebagai bahannya. Dunia ini dibuat oleh pembantunya, yaitu Demiourgos. Kaum ini percaya bahwa jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan inilah yang menjadi pangkal ajaran mereka tentang inkarnasi.
2.      Philon Alexandreia
Alexandria terletak di Mesir. Di sana bertemu antara filsafat Yunani yang bersifat intelektualis dan rasionalis, dan pandangan agama kaum Yahudi yang banyak mengandung mistik. Pencetusnya adalah Philon. Ia hidup dari 25 SM, sampai 45 M. ia mencapai umur 70 tahun. Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama.
Yang menjadi pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan. Baginya Tuhan itu Maha Tinggi tempatnya. Tuhan hanya dapat diketahui oleh kata-kata-Nya yang terdapat dalam kitab suci, dari alam dan dari sejarah. Tuhan sendiri tidak dapat diketahui oleh manusia dengan panca inderanya.
Karena Tuhan itu begitu tinggi kedudukannya, perlulah ada perantara yang menghubungkan Tuhan dengan alam. Makhluk terutama yang terdekat dengan Tuhan ialah “Logos”. Logos itu ialah sumber dari segala cita-cita yang sebagai pikiran Tuhan. Logos juga beredar dalam dunia yang nyata sebagai penjelmaan dari akal Tuhan. Kewajiban manusia yang pertama, menurut mereka, ialah mengasuh jiwa mendekati Tuhan. Kesenangan hidup sebesar-besarnya adalah mengabdi kepada Tuhan. Tujuan tertinggi ialah bersatu dengan Tuhan.[12]
Kesimpulan 
                Pola fikir filsafat helenisme Yunani pasca Aristoteles. Diantaranya : Epikuros, Stoa, dan                           Skeptis dari periode etik. Kemudian ada juga Neo Pythagoras, Philon dan Plotinus dari periode religi. Berikut penjelasannya secara ringkas.
Epikuros: Ia adalah filosof yang memuja kesenangan hidup, ia menafikan dan menihilkan peran Tuhan di dunia. Menurutnya Tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan hidup di dunia. Karena itu, Epikuros adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
Stoa: Tujuan utama dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Kriterianya tentang kebenaran relatif sama dengan Epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah kriteria setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.
Skeptis: Mereka adalah madzhab filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-ajaran klasik. Menurut mereka, kebenaran tidak dapat diduga. Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu kriteria tentang kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
Aliran Neo Phytagoras: Ajarannya berpangkal pada Pythagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Mereka juga meyakini bahwa jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan inilah yang disebut dengan rinkarnasi.
Aliran Philon Alexandreia: Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama. Yang menjadi pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan.

[1] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,97
[2] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,100
[3] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,101
[4] Ahmad Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam,Jakarta,PT Bulan Bintang,1991,Hlm,29
[5] Ahmad Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam,Jakarta,PT Bulan Bintang,1991,Hlm,31
[6] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,112
[7] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,115
[8] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,116
[9] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,118
[10] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,120
[11] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,122
[12] Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,123
 
Sumber : http://ghofur-ulya.blogspot.com/2012/07/katapengantar-assalamualaikumwarahmatul.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar