Jumat, 21 Desember 2012

Filsafat Untuk Pemula

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophos, yang berasal dari dua kata Yunani philos (cinta) dan sophos/Sophia (kebijaksanaan, pengetahuan), kata kerjanya adalah philosophein (mencintai atau mencari kebijaksanaan/kebenaran). Sokrates dan Plato (abad 5 SM) biasa menggunakan istilah filsafat dan filsuf. Dalam dialog Phaidros nama ‘orang bijaksana’ terlalu luhur untuk memanggil seorang manusia dan lebih cocok untuk dewa.
Menurut orang-orang Yunani hanyalah dewa yang menjadi pemilik kebijaksanaan. Maka untuk manusia lebih baik dipanggil philosophos, pencinta kebijaksanaan. Memiliki kebenaran sama dengan melampaui status manusiawi. Itu sama saja dengan hybris: rasa sombong adalah hal yang selalu ditakuti orang  Yunani. Manusia harus menghormati status insaninya, maka tidak boleh menyebut dirinya pemilik kebijaksanaan, paling-paling pencinta kebijaksanaan. Filsafat dalam batasan modern diartikan antara lain, sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami semua hal yang timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia. Selain itu juga filsafat dipahami sebagai ilmu refleksi kritis. Filsafat berfungsi sebagai pendobrak (cara berpikir yang berani) supaya sampai pada pemikiran yang baku dan berfungsi sebagai pembebas (membebaskan orang dari cara berpikir yang keliru). Pokok permasalahn yang dikaji dalam filsafat mencakup 3 segi yaitu apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ada tiga cara dalam pemikiran filsafat:
  1. In the line : melihat fakta-fakta yang ada (tersurat).
  2. Behind the line : apa yang melatarbelakangi (tersirat).
  3. Beyond the line : diluar fakta-fakta yang ada dan yang melatarbelakangi atau yang melampaui (tersirat).
Filsafat sering disebut induk segala ilmu (mater scientiarum). Masalah sentral filsafat adalah problem ada. Manusia memiliki suatu kodrat ingin tahu, untuk mencari kebenaran dengan cara bertanya (melekat dalam diri/inheren), yang disimbolkan dengan tanda tanya (?). Tanda tanya (?) ini mirip dengan kail, sabit, dll. yang memiliki makna mencari sesuatu dari kedalaman. Bertanya di sini berfungsi untuk memperdalam (radikal, mendasar) dan memperluas. Filsafat membantu kita untuk menyelidiki soal “tahu” dengan refleksi kritis-sistematis: bisakah kita tahu, bagaimana saya tahu bahwa saya dapat tahu? Ada 3 landasan pokok dalam belajar filsafat:
  1. Landasan Ontologis: apa hakikat, cakupan dan batas dari ilmu masing-masing.
  2. Landasan Epistemologis: cara, metode dan bagaimana orang bisa mencapainya. Masing-masing ilmu berbeda metode pendekatan: objek materil dan formalnya. Maka metode harus cocok dengan “apa”nya ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
  3. Landasan Aksiologis: penerapan (untuk apa pengetahuan tersebut dipergunakan), sikap konkrit yang menjadi landasan bertindak demi kesejahteraan umum.
Pada saat ini filsafat sudah diklasifikasikan secara sistematis, yang akan dibahas di sini adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu refleksi filsafat tentang ilmu-ilmu pengetahuan, semua dan segala seginya sesuai dengan cara refleksi filosofis. Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat Ilmu (Pengetahuan Ilmiah). Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Karena ilmu merupakan sebagian dari pengetahuan  yakni pengetahuan yang memiliki sifat-sifat tertentu, maka ilmu dapat juga disebut pengetahuan keilmuan. Agar tidak  terjadi kesalahpahaman pengertian ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge). Pandangan terhadap ilmu dari segi negatif:
(-) Saintisme adalah suatu cara pandang yang serba ilmiah dan menyatakan ilmu dapat menjelaskan segalanya (ilmu sebagai sumber kebenaran). Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang harus bisa dibenarkan dan diselidiki dengan memakai metode ilmiah.
(-)   Sinisme adalah suatu pandangan yang memandang ilmu tidak ada gunanya.
Kita mempelajari filsafat untuk menghidari hal itu dan kita harus bersikap positif.
Lahirnya sains/teknologi, dalam konsepsinya yang modern, tidak bisa dimengerti kecuali dalam hubungannya dengan monoteisme dan dalam orientasinya yang terbaru, sains terbuka terhadap kebenaran-kebenaran filsafat dan religious, serta terhadap koloborasi inter-disipliner. Ada sebuah pertanyaan mengapa orang-orang Cina, yang berabad-abad lamanya sudah mengenal serbuk mesiu, alat cetakan dan kompas ratusan tahun sebelum dunia barat, tidak berhasil mencapai suatu sains yang konsisten? J. Needham, dalam bukunya tentang Science and Civilisation in China menjelaskan kegagalan Cina itu karena alasan yang  sama: mentalitas, katanya dan kebudayaan Cina kuno kekurangan aspek penting dalam paham teologis, ialah paham penciptaan sebagai hasil rasional, otonom dan dinamik dari Allah yang transenden.
Tujuan memahami Filsafat Ilmu:
  • Untuk memahami hakikat ilmu secara mendalam dengan konstelasi: moral, nilai, agama, politik, pendidikan, hukum, dll.
  • Untuk memahami praktis penelitian.
demikian pengertian filsafat semoga berguna.

Sumber : http://bangfajars.wordpress.com/2011/10/17/filsafat-untuk-pemula/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar